Menikmati semangka tanpa biji memang menyenangkan dan efisien. Kita melahapnya dengan penuh keriangan.
Tapi di balik semangka tanpa biji yang segar itu, invisible hands dari dunia kapitalis sebenarnya sedang beroperasi. Korporasi pertanian global seperti Monsanto membuat benih semangka tanpa biji, mengambil keuntungan berlimpah dari konsumsi kita atas buah segar itu. Bayangkan, jika memakan semangka tanpa biji telah menjadi gaya hidup, para petani kita akan semakin terpuruk. Jika tak ada lagi biji yang bisa ditanam, lalu bagaimana bibit semangka akan didapat para petani?
“Belilah kepada kami,” itulah titah para korporasi besar yang membanggakan temuan semangka tanpa biji. Mereka mematenkan temuan itu di WTO sehingga bibit semangka berharga mahal.
Mari tidak mengkonsumsi semangka tanpa biji. Bayangkan, jika kita Mereka yang mau menanam semangka, nanti harus membeli benih semangka ini ke perusahaan raksasa. Hebat, tetapi sekaligus juga mengandung semangat food colonialism, bukan?
Leave a Reply